Thursday, September 28, 2023

Activity Week 2

 Kegiatan Minggu ke-2?

        Kegiatan minggu kedua ini saya dan rekan-rekan diberikan kesempatan untuk mengenal lebih banyak mengenai pemeliharaan bibit tanaman baik itu tanaman jeruk Tejakula maupun tanaman hias bunga anggrek. Kegiatan pertama di waktu paruh pagi mulai dari pukul 07:30 WITA sampai jam 10:00 WITA saya dan rekan-rekan melaksanakan kegiatan di lapangan. kemudian dilanjutkan kembali mu
        Sebelum melaksanakan kegiatan di pagi hari, seperti biasanya kami mendapatkan arahan dan materi baru dari Bapak Wayan Suartana selaku mentor kami di tempat magang. Salah satu kegiatan yang diajarkan adalah kegiatan mewiwil dan merunduk tanaman Jeruk Tejakula (Citrus reticulata var. Tejakula). Kegiatan ini kami laksanakan di jam 07:30 WITA. Dipagi hari dengan cuaca yang tidak terlalu panas kami diarahkan untuk belajar di lapangan dengan perbanyakan dan pemeliharaan bibit tanaman varietas jeruk Tejakula.  Beliau mengajarkan cara memiwil sekaligus mendemontrasikan kepada kami caranya mewiwil dengan baik dan benar. 

Lebih lengkapnya berikut adalah kegiatan yang dilaksanakan pada Minggu ke-2 :

KEGIATAN PARUH PAGI 

1. Belajar Okulasi tanaman Jeruk Tejakula (Citrus reticulata var. Tejakula)

        Salah satu kegiatan perbanyakan yang dilakukan di UPTD. BPPSTPHBUN ini adalah menggunakan teknik okulasi. Okulasi merupakan sebuah teknik perbanyakan pada tanaman secara vegetatif. Okulasi ini dapat dilakukan pada tanaman jeruk. Teknik okulasi ini dilakukan dengan menggabungkan atau menempelkan tanaman yang masih dalam satu spesies tanaman. Dari observasi yang saya lakukan dengan melihat petani melakukan okulasi, okulasi baik dilakukan di pagi hari pada pukul 07:00-10:00 karena di pagi hari biasanya tumbuhan melakukan proses fotosintesis. 

(Cara Okulati Tanaman Jeruk Tejakula)
Dokumentasi pribadi 

            Menurut Bapak Wayan Suartana, dalam melakukan okulasi membutuhkan batang bawah untuk menempel mata tunas tanaman Jeruk Tejakula. Cara melakukan okulasi yaitu sebagai berikut: 
  1. Memilih Batang Bawah. Pemilihan batang bawah dengan kondisi diameter sebesar pensil, tumbuhannya sehat, daunnya hijau segar, dengan kambium yang berair atau sedikit tebal. Hal ini karena kambium bertugas sebagai pengangkut makanan dari daun ke batang. Selain itu kambium juga sebagai perekat mata tunas dengan batang bawah. Sehingga kemungkinan okulasi dapat berhasil lebih banyak. 
  2. Memilih Batang Atas. Batang atas ini didapat dari screenhouse dengan mengambil bagian dari pohonnya yaitu bagian cabangnya. Pemilihan cabangnya yaitu yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Memiliki warna hijau tua segar. Cabang yang terlalu muda jika ditekan akan berair dan jika terlalu tua warnanya sudah kecoklatan sehingga tidak baik untuk okulasi. Dari satu cabang dapat menghasilkan beberapa mata tunas
  3. Pembuatan sayatan untuk tempat menempel mata tunas. Kegiatan okulasi ini membutuhkan pisau/silet tajam dan plastik untuk melekatkan mata tempelnya. Caranya menyayat bagian kambium batang bawah dengan sekali sayatan. Disinilah pentingnya menggunakan pisau/silet yang tajam. 
  4. Kemudian memotong mata tunas yang diambil dari batang atas mengunakan pisau. Pemotongan mata tunas menggunakan metode sisip/irisan (Chip-budding).  Dimana batang atas (mata tempel/mata tunas) disayat sepanjang 1-2 cm sehingga kayu dan kulitnya ikut terambil dan menempel pada batang bawah. 
  5. Setelah menempel, kemudian dilekatkan menggunakan plastik. 
  6. Setelah okulasi, tanaman dibiarkan tumbuh selama 3-4 minggu. Jika mata tempel masih berwarna hijau berarti tempelan ini sudah ada keberhasilan hidup. Setelah 3 minggu plastik di buka menggunakan silet. Setelah di buka maka dilanjutkan dengan kegiatan merunduk. 

2. Kegiatan merunduk tanaman (Layerage): 

       Merunduk merupakan salah satu teknik memperbanyak bibit tanaman. Salah satunya adalah pada tanaman Jeruk Tejakula yang di perbanyak di perkebunan UPTD. BPPSTPHBUN Luwus. Sistem runduk dikatakan sebagai teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif yang dilakukan dengan cara membengkokkan (merundukkan) sebagian atau seluruh bagian cabang atau ranting batang ke arah tanah.
        Menurut Bapak Wayan Suartana, kegiatan merunduk tanaman jeruk ini bertujuan agar mempercepat pertumbuhan calon benih mata tunas okulasi yang sudah ditempel. Agar asupan atau suplai nutrisi tersalurkan dengan baik untuk pertumbuhan mata tunas okulasi. Dipotong sebagian batang rundukan dan disisakan 20% batang serta daunnya. 
        Teknik merunduk (layerage) memang digunakan untuk perbanyakan tanaman jeruk Tejakula (Citrus reticulata var. Tejakula). Namun tidak semua tanaman dapat dilakukan layerage. Perundukan pada tanaman jeruk Tejakula hanya merundukkan bagian batangnya saja tidak dibenamkan hingga ke tanah tetapi batangnya hanya dibengkokkan saja.  Bagian batang yang di runduk adalah bagian batang dewasa yang berada di atas mata tunas pokok yang sudah ditempel. Caranya adalah: 
  1. Memilih batang yang mempunyai cabang atau ranting yang panjang dan lentur. 
  2. Perundukannya menggunakan gunting dimana batang dipotong dengan posisi miring. Tidak semua bagian batang dipotong tapi disisakan sedikit bagian kambium batangnya. Hal ini bertujuan untuk membantu pertumbuhan mata tunas tempel. 
  3. Kemudian batang yang dipotong miring dibengkokkan (dirundukan) ke arah tanah. 
  4. Setelah mata tunas tumbuh menjadi benih pokok, maka bagian batang rundukan di potong. 
  5. Rundukan dipotong menggunakan gunting khusus dan tidak semua bagian batang rundukan dipotong. Namun disisakan sedikit batang serta cabangnya. 
  6. Setelah itu tanaman jeruk dibiarkan tumbuh hingga mencapai kira-kira 20 cm. Hingga benih pokok siap untuk menjadi tanaman jeruk yang baru.

3. Kegiatan Mewiwil (Pewiwilan): 

     Dalam merangsang pertumbuhan tanaman diperlukan kegiatan perawatan dan pemeliharaan tanaman. Salah satunya adalah pemangkasan. Metode pemangkasan dilakukan dengan berbagai tujuan tertentu seperti untuk pemeliharaan, peremajaan, meningkatkan produksi, dan tujuan estetika. (Syam. H. dan Djamaluddin 2012:41). 
    Dalam merangsang pertumbuhan tunas okulasi tanaman jeruk Tejakula, perlu diadakannya pemangkasan tunas-tunas air/samping atau bagian tunas yang dapat menghalangi atau mengganggu dari pertumbuhan tunas okulasi. Salah satu kegiatan pemangkasan yang dilakukan adalah mewiwil (Pewiwilan). Pewiwilan adalah  proses pembuangan tunas air muda atau cabang yang tidak produktif atau menganggu benih pokok. 

Teknik mewiwil sangat sederhana dilakukan yaitu dengan cara: 
  • Memangkas atau memotong tunas-tunas air samping yang tumbuh di setikar tunas okulasi yang ditempel. 
  • Bagian yang dihilangkan adalah bagian tunas air yang mengganggu yang ada disekitar tunas okulasi. Tujuannya agar produktivitas pertumbuhan tunas okulasi menjadi calon benih pokok terpenuhi asupan gizinya.  





  KEGIATAN PARUH SIANG


 
Selain kegiatan diatas, di Paruh Siang saya juga melaksanakan kegiatan di laboratorium anggrek. Di laboratorium ini saya belajar kultur jaringan berasama dengan Ibu Kadek Dwi sebagai laboran. Beliau mengajarkan cara untuk memperbanyak sub kultur ke dalam media tanam yang baru. Karena baru pertama kali melakukan kultur jaringan, saya diajarkan prosedur kerja mulai dari menyiapkan alat dan bahan serta langkah kerja yang harus dilakukan. Salah satu pegawai mendemontrasikan langkah kerja yang harus dilakukan setelah itu barulah saya dan rekan-rekan yang lainnya mempraktikan setelahnya. 

Berikut merupakan video demontrasi kultur jaringan: 
(Demontrasi kultur jaringan)
dokumentasi pribadi

Berdasarkan video diatas, prosedur kerja yang dilakukan yaitu sebgai berikut:

Alat dan bahan 

          1. Petry dish (Cawan petri) 6 buah
          2. Pinset besar 1 buah
          3. Pinset kecil 1 buah 
          4. Spatula 1 buah
          5. Pisau kecil 1 buah
          6. Gunting 1 buah
          7. Kapas secukupnya
          8. Spiritus
          9. Media tanam secukupnya 
          10. Botol dan penutup karet

Prosedur kerja: 

  1. Menghidupkan Laminar air flow selama 30 menit sebelum digunakan. 
  2. Menyiapkan alkohol 70% untuk strerilisasi alat kultur jaringan
  3. Pinset besar dan kecil, spatula dan gunting distrerilisasi di api bunsen. 
  4. Setiap mau menggunakan alat harus di strerilisasi di api dan alkohol di rendam
  5. Cawan petri di strerilisasi di api bunsen
  6. Kapas di lilit di spatula dan dimasukkan ke dalam alkohol 70%. 
  7. Setelah itu siapkan tanaman kultur jaringan
  8. Buka tutup dan keluarkan tanaman dari dalam botol menggunakan pinset yang streril dipindahkan ke dalam cawan petri dan ditutup kembali
  9. Kemudian sub kultur yang sudah di pindahkan ke cawan petri di potong kecil kecil di perbanyak. Dipindahkan ke cawan petri yang satunya. Hingga sub kultur habis. 
  10. Kemudian ambil botol media tanam dan sub kultur di tanam pada botol media tanam yang baru. 
  11. Setelah seluruh sub kultur di tanam pada media tanam yang baru, kemudian di beri label dan di-wrap menggunakan plastic wrap bening. Lalu disimpan dalam ruangan yang streril. 
  12. Setelah selesai kegiatan praktikum, selanjutnya mematikan blower laminar air flow terlebih dahulu, kemudian mematikan mesinnya.  
  13. Membersihkan alat yang digunakan menggunakan sabun dan alkohol kemudian disimpan dalam keranjang



    Selain di laboratorium saya juga belajar cara membuat media tanam tanaman cabai merah. Kegiatan ini saya dan rekan-rekan dibantu oleh 2 pegawai di taman anggrek. Media tanam yang digunakan berupa tanah subur yang dicampur dengan beberapa campuran komposisi didalamnya, yaitu antara lain: 
  • Tanah Subur (top soil)
  • Thricoderma
  • Pupuk kandang Sapi 



Cara pembuatan media taman untuk pembibitan tanaman cabai terbilang cukup mudah untuk dilakukan, hanya membutuhkan 3 komposisi saja. Hal yang harus dilakukan sebagai berikut,  

  1. Memilih tanah yang kondisinya subur.
  2. Kemudian tanah dicampur menggunakan pupuk kandang khusunya kotoran sapi. Kotoran sapi yang sudah kering. Dengan perbandingan 2:1 untuk mempercepat pertumbuhan bibit tanaman cabai. 
  3. Lalu dicampur dengan thricoderma. Tujuannya untuk pengendali jamur patogen, trichoderma memiliki beberapa manfaat yang lain seperti biofungisida, dimana sebagai fungisida hayati yang bermanfaat dalam mengendalikan jamur patogen.




    Baiklah sekian kegiatan saya selama minggu ke-2 ini,  semoga informasi yang saya sampaikan dapat membantu para pembaca dan menambah wawasan terkait dengan kegiatan di atas. Terima kasih. 


Dokumentasi : 

   



Sumber: 
  1. Syam. H. dan Djamaluddin. 2012. Agribisnis Produksi Tanaman. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Makasar: Universitas Negeri Makasar. 
  2. Limbongan J. dan Yusuf L. 2018. Petunjuk Praktis Memperbanyak Tanaman Secara Vegetatif (Grafting dan Okulasi) (Cet. 4). Makasar: UKI TORAJA PRESS.
  3. Wiraatmaja. 2017. Bahan Ajar Pembiakan Vegetatif secara Alamiah dan Buatan. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/ccecf3da58aa295d7a16da5d9d83e93a.pdf [Diakses pada: 26 September 2023]. 
  4. Santoso. B. B. 2009. Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura. Mataram:Unram Press.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Widget

Copyright © 2025 Pengalaman Magang di UPTD BPPSTPHBUN LUWUS | Powered by Blogger
Design by Viva Themes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com