Okulasi Tanaman Jeruk Tejakula (Citrus reticulata var. Tejakula)
Terdapat beberapa variasi metode yang bisa dilakukan dalam perbanyakan tanaman jeruk
seperti stek, cangkok, grafting, dan okulasi (Musthofa, et al. 2019). Di Indonesia sendiri, dalam perbanyakan tanaman salah satu metode yang dilakukan adalah dengan okulasi. begitu pula dengan di tempat magang yakni UPTD. BPPSTPHBUN. Okulasi merupakan penempelan dua sifat tanaman yang memiliki sifat baik. Menurut Musthofa, et al. (2019), okulasi sebagai kegiatan yang pengabungan antara sifat
unggul yang dimiliki oleh batang atas
dengan sifat unggul yang dimiliki oleh batang bawah.
Salah satu kegiatan perbanyakan yang dilakukan di UPTD. BPPSTPHBUN ini adalah menggunakan teknik okulasi. Okulasi merupakan sebuah teknik perbanyakan pada tanaman secara vegetatif. Okulasi ini dapat dilakukan pada tanaman jeruk. Teknik okulasi ini dilakukan dengan menggabungkan atau menempelkan tanaman yang masih dalam satu spesies tanaman. Dari observasi yang saya lakukan dengan melihat petani melakukan okulasi, okulasi baik dilakukan di pagi hari pada pukul 07:00-10:00 karena di pagi hari biasanya tumbuhan melakukan proses fotosintesis.
Kriteria Okulasi
Sebelum melakukan okulasi pada tanaman jeruk, tentunya ada beberapa kriteria atau syarat yang harus dilakukan untuk menghasilkan bibit tanaman jeruk baik.
- Pengaruh Letak Mata Tempel. Dalam pertumbuhan mata tempel, panjang batang atas sangat mempengaruhi hasil okulasi. Semakin panjang tunas batang atas maka semakin banyak jumlah daun batang atas yang dihasilkan. Karena semakin banyak jumlah daun maka proses fotosintesis akan semakin meningkat, hal ini menyebabkan lebih banyak terbentuknya asimilat. (Purba, J., Wahyuni, P., & Suarnaya, I. 2019). batang bawah yang digunakan dalam menempel mata tempel harus memiliki kambium yang sedikit tebal dan berair dengan diameter sebesar pencil. Posisi buku sumber mata tempel yang optimal adalah bagian tengah karena penampangnya berbentuk bulat dan banyak terdapat kambium. Oleh sebab itu dalam tahap awal pertumbuhan mata tempel, sel-selnya juga aktif dalam pertumbuhan.
- Mutu Mata Tempel. Mata tempel yang baik adalah mata tempel pada bagian pangkal ranting tidak dipakai (mata tunas dorman) sebab memiliki karakteristik kulit yang tipis dan cenderung berkayu, pada bagian ujung ranting mata tempel yang masih muda yang masih berbentuk relatif pipih dengan kadar air yang banyak (Purba, J., Wahyuni, P., & Suarnaya, I. 2019).
- Alat yang digunakan harus steril. Alat yang digunakan dalam proses okulasi yakni pisau atau cutter yang tajam dan steril. Hal ini bertujuan agar tidak terjadinya kontaminasi atau pembusukan pada tunas mata tempel.
(Cara Okulati Tanaman Jeruk Tejakula)
Dokumentasi pribadi
Dalam perbanyakan tanaman, terdapat beberapa jenis okulasi (grafting). Budding merupakan salah satu bentuk okulasi di mana batang atas terdiri dari tunas tunggal (single bud) dan bagian kecil kulit kayu atau tanpa kayu. Terdapat dua teknik okulasi yang lebih sederhana yang dapat dilakukan yaitu Chip budding dan T-budding (Shield Budding)yang merupakan teknik yang paling penting bagi tanaman hias dan pohon buah. Chip budding dan T-budding jauh lebih sederhana dan, karenanya, jauh lebih cepat daripada teknik okulasi manual (Hartmann, H.T., et al. 2010: 484).
Prosedur Kerja Okulasi Jeruk Varietas Tejakula
Teknik okulasi pada tanaman jeruk yang diterapkan di kebun luwus yakni mengugnakan teknik Chip Budding. Teknik chip budding adalah teknik primary budding yang banyak digunakan untuk pohon berkayu, pohon berbuah, semak, tanaman hias dan masih banyak lagi. Teknik ini umumnya diterapkan di batang bawah, dengan diameter batang 13-25mm. Chip pada kulit kayu dihilangkan pada bagian kulit yang halus diantara buku (node) dekat pangkal batang bawah yang nantinnya akan digantikan dengan chip yang baru dengan ukuran dan bentuk yang sama dari batang atas (Hartmann, H.T., et al. 2010: 484).
- Pada batang atas (budstick) potonggan pertama kali dilakukan tepat dibagian tunas yang akan digunakan dengan kemiringan sudut 30-45 derajat. Untuk potongan kedua dimulai sekitar 25 mm diatas bagian tunas dan masuk kedalam dan kebawah dibelakang tunas tempel sampai memotong potongan pertama.
- Kulit batang bawah (rootstock) lebih tebal sehingga lapisan kambium pada tunas tempel harus ditempelkan bertepatan dengan bagian yang disayat, lebih baik mengenai kedua sisi kambium batang bawah, namun setidaknya mengenai satu sisinya. Sayatan sama dengan perlakukan pada batang atas.
- Pembungkusan okulasi harus dilakukan untuk menutup bagian yang disayat dan untuk menahan agar sayatan tunas di batang bawah lebih erat sehingga tunas tempel tidak cepat kering (dry out). Pembungkusan memang harus segera dilakukan untuk menghindari kekeringan pada tunas tempel. Apabila tunas tempel sudah mulai tumbuh, maka plastik pembungkus harus segera dilepaskan.
Gambar 1. Teknik Chip Budding
(Sumber: Hartmann, H.T., Kester, D.E., Davies Jr., F.T. and Geneve, R.L. (2010):492)
(Sumber:https://propg.ifas.ufl.edu/06-grafting/03-buddingtypes/02-grafting-budchip.html dan https://www.ndsu.edu/pubweb/chiwonlee/plsc368/student/papers02/maasheim/appleprop.htm)
.jpeg)
- Memilih Batang Bawah. Varietas tanaman jeruk untuk batang bawah yang digunakan adalah Japanese citrus. Pemilihan batang bawah dengan kondisi diameter sebesar pensil, tumbuhannya sehat, daunnya hijau segar, dengan kambium yang berair atau sedikit tebal. Hal ini karena kambium bertugas sebagai pengangkut makanan dari daun ke batang. Selain itu kambium juga sebagai perekat mata tunas dengan batang bawah. Sehingga kemungkinan okulasi dapat berhasil lebih banyak.
- Memilih Batang Atas. Batang atas ini didapat dari screenhouse BPMT III dengan varietas tanaman yang diinginkan seperti Varietas Tejakula. Dilakukan dengan mengambil bagian dari pohonnya yaitu bagian cabangnya. Pemilihan cabangnya yaitu yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Memiliki warna hijau tua segar. Cabang yang terlalu muda jika ditekan akan berair dan jika terlalu tua warnanya sudah kecoklatan sehingga tidak baik untuk okulasi. Dari satu cabang dapat menghasilkan beberapa mata tunas.
- Pembuatan sayatan untuk tempat menempel mata tunas. Kegiatan okulasi ini membutuhkan pisau/silet tajam dan plastik untuk melekatkan mata tempelnya. Caranya menyayat bagian kambium batang bawah dengan sekali sayatan. Disinilah pentingnya menggunakan pisau/silet yang tajam dan steril meenggunakan alkohol 70%.
- Kemudian memotong mata tunas yang diambil dari batang atas mengunakan pisau. Pemotongan mata tunas menggunakan metode sisip/irisan (Chip-budding). Dimana batang atas (mata tempel/mata tunas) disayat sepanjang 1-2 cm sehingga kayu dan kulitnya ikut terambil dan menempel pada batang bawah.
- Setelah menempel, kemudian dilekatkan menggunakan plastik.
- Setelah okulasi, tanaman dibiarkan tumbuh selama 3-4 minggu. Jika mata tempel masih berwarna hijau berarti tempelan ini sudah ada keberhasilan hidup. Setelah 3 minggu plastik di buka menggunakan silet. Setelah di buka maka dilanjutkan dengan kegiatan merunduk.
.jpeg)
Sumber:
- Hartmann, H.T., Kester, D.E., Davies Jr., F.T. and Geneve, R.L. (2010) Plant Propagation: Principles and Practices. 8th Edition, Prentice-Hall, New Jersey, 915 p.
- Musthofa, M. I., Agus S., Tatik W. dan Mochammad R. 2019. The Effect Of Eye Scion Position On The Survival Budding Of Several Mandarin Citrus. Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 7(5): 867–873
- Purba, J., Wahyuni, P., & Suarnaya, I. (2019). Pengaruh Posisi Buku Sumber Mata Tempel dan Konsentrasi Atonik terhadap Pertumbuhan bibit Okulasi Jeruk (Citrus sp) Varietas Keprok Tejakula. Agro Bali: Agricultural Journal. Vol.1 (1): 1-10. 10.37637/ab.v1i1.211.
- Sugiyatno, A. 2016. Teknik Pematahan Dormansi Mata Tunas Jeruk dengan Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh. IPTEK Hortikultura.(12):1-6.
0 comments:
Post a Comment