Friday, October 6, 2023

Aktivity Week 3

 Kegiatan Minggu Ke-3

Halo...
    Kembali lagi di minggu ke-3 magang di UPTD. BPPSTPHBUN Luwus. Pada kesempatan kali ini, saya akan membagikan kembali aktivitas saya selama minggu ke-3 ini. 

    Seperti biasanya, di pagi hari saya bersama rekan-rekan diberikan pengarahan dan beberapa materi informasi baru dari Bapak Wayan Suartana selaku Mentor di tempat magang. Kami diberikan pengarahan selama 15 menit terkait dengan kegiatan yang akan kami lakukan. 

Pemeliharaan Tanaman Jeruk Tejakula

    Kegiatan di pagi hari saya bersama ketiga rekan yang lainnya berkegiatan di lapangan. Salah satunya di kebun jeruk. Kegiatan yang saya lakukan adalah melanjutkan mewiwil atau pewiwilan. Karena setelah seminggu, tunas air atau tunas samping yang ada di sekitar mata tunas sudah mulai tumbuh kembali, sehingga harus segera di wiwil agar tidak mengganggu produktivitas dari mata tunas tempel yang tumbuh. Kegiatan ini sangat mempengaruhi pertumbuhan dari mata tempel untuk mendapatkan nutrisi. Selain itu, mewiwil ini juga berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dari mata tempel menjadi lebih cepat. 

Pengendalian OPT (Organisme Penganggu Tanaman) atau Hama. 

    Tidak hanya kegiatan pemeliharaan tanaman jeruk Tejakula saja yang saya lakukan, tetapi juga melaksanakan kegiatan pengendalian OPT atau Hama untuk varietas tanaman jeruk Tejakula. Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga tanaman jeruk agar tidak terserang hama atau serangga. Penggunaan Insectisida bertujuan untuk menekan atau mengurangi populasi jasad pengganggu seperti hama, penyakit, dan gulma sampai di bawah batas nilai ambang ekonomi, tanpa menimbulkan dampak resistensi tanaman, resurgensi, keracunan tanaman pokok dan pencemaran lingkungan. Bahan yang digunakan berupa Insectisida dengan konsentrasi 2cc/liter air menggunakan alat semprot sprayer. Aplikasi menggunakan teknik penyemprotan, merupakan teknik pengaplikasian yang umum dilakukan oleh para petani. Supaya aplikasi dengan tenik penyemprotan ini maksimal dan berhasil, terdapat beberapa faktor pendukung lainnya seperti waktu pengendalian yang tepat, jenis insectisida yang digunakan, takaran konsentrasi dosis dan alat aplikasi yang digunakan dalam pengendalian hama sehingga pengaplikasiannya dapat tepat sasaran dan menjamin penyebaran bahan atau campuran insektisida merata tanpa menimbulkan pemborosan. Waktu pengendalian hama ini dilakukan baiknya pada pagi hari kata petani yang bertugas. Pengendalian hama yang dilakukan berpedoman pada PHT (Pengendalian Hama Terpadu). 


Kegiatan Pengolahan Tanah atau Pembuatan Bedeng untuk Penanaman Batang Bawah (Understem). 

    Kegiatan selanjutnya yang saya lakukan adalah pengolahan tanah dengan membuat bedengan untuk menanam batang bawah yang akan menjadi batang induk untuk okulasi tanaman jeruk Tejakula. Adapun langkah-langkah yang dilakukan yaitu sebagai berikut: 

  • Sebelum membuat bedengan, tanah yang kering diirigasi menggunakan air mengalir. 
  • Kemudian tanah dicangkul dan dibuat seperti gundukan. 
  • Setelah itu, tanah diberikan campuran Pupuk Kompos, Pupuk NPK, dan Kapur Dolomit disebar di atas tanah secara merata. Tujuan dari pemberian pupuk ini adalah untuk mempersiapkan tanah yang baik untuk pertumbuhan batang bawah sehingga kondisi unsur-unsur hara tanah kembali dan tanaman jeruk dapat tumbuh maksimal. 

Komposisi: 

  • Pupuk Kompos: Pupuk kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang telah mengalami proses penguraian mikroorganisme dengan bahan organik. Selain itu juga menggunakan pupuk kotoran sapi. 
  • Pupuk NPK: Pupuk sintentik yang sering digunakan oleh para petani adalah pupuk NPK. Pupuk NPK adalah pupuk yang memilik kandungan tiga unsur hara makro, yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). unsur hara makro baik bagi pertumbuhan tanaman. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa unsur hara makro tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara nyata dan signifikan. 
  • Dolomit adalah kapur yang digunakan untuk keperluan pertanian. Kapur ini mengandung kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO). Kapur dolomit mengandung unsur hara kalsium oksida (CaO) dan juga magnesium oksida (MgO) dengan kadar yang cukup tinggi hal ini dapat menetralkan pH tanah. Kegunaan utama dolomit yaitu untuk meningkatkan pH tanah maupun air serta menetralkan kadar keasaman tanah.

    Kegiatan dilanjutkan dengan proses pemasangan mulsa plastik tujuannya agar rumput tidak cepat tumbuh. Dari kegiatan yang dilakukan adapun cara memasang mulsa plastik yaitu sebagai berikut. 

  1. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam memasang mulsa plastik.
  2. Mempersiapkan mulsa plastik yang digunakan.
  3. Posisikan atau letakkan mulsa plastik dengan benar.
  4. Memasang mulsa plastik di atas permukaan gundukan media tanam atau bedengan.
  5. Menjepit mulsa plastik menggunakan bambu yang sudah diruncingkan agar mulsa tidak bergeser. 
  6. Membuat lubang tanam pada mulsa plastik.
  7. Media tanam siap untuk dipakai.


Pembuatan Media Tanam Tanaman Durian Lokal (Durio Zibenthimus Murr).


    
    Pembuatan media tanam tanaman Durian Lokal (Durio Zibenthimus Murr). Pembuatan media tanam menggunakan bahan-bahan berupa tanah subur, sekam, kompos, dan thricoderma. Perbandingan yang digunakan adalah 2:1:1 dan 0,2% thricoderma. Bahan semua dicampur menjadi satu kemudian dimasukkan ke dalam polybag. 


       Setelah itu menpersiapkan bibit durian lokal yang akan di tanam. Bibit durian lokal berupa biji durian lokal yang kondisinya bagus tidak kisut atau busuk. Memiliki bentuk yang bulat dan tidak ada perlukaan dibagian kulitnya. Setelah menyortir biji durian, kemudian dicuci hingga bersih dari kotoran yang menempel. Tujuannya adalah agar tidak busuk atau berjamur ketika di tanam di media tanam. Setelah dicuci bersih, barulah biji di tanam di media tanam yang sudah disiapkan sebelumnya. Biji ditanam dengan membenamkan setengah biji nya. Tujuannya agar mempercepat pertumbuhan biji dan mencegah terjadinya pembusukan atau terkontaminasi jamur pada biji. Atau biji masih terlihat di permukaan tanah. Setelah itu semua biji ditanam kemudian di siram dengan air dan dibiarkan tumbuh selama kurang lebih 3 bulan barulah nantinya akan menjadi batang bawah yang siap untuk di okulasi.

Kegiatan Pembuatan Media Tanam Tanaman Anggrek Bulan 

    Pembuatan media tanam tanaman anggrek saya lakukan bersama dengan rekan-rekan yang lainnya. Media yang kami buat sebanyak 2 liter. Adapun beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan media. 

Alat: 

  1. Gelas ukur 1L dan 2L
  2. Panci 
  3. Blender
  4. Spatula
  5. Timbangan
  6. Soup ladle stainless
  7. Corong 
  8. Botol kaca 

Bahan: 

  1. Air kelapa 150 gr/L
  2. Gula 20 gr/L
  3. Agar plan 1 saset/L
  4. Pisang ambon 150gr/L
  5. Arang 1 gr/L
  6. Air steril hingga mencapai 1L (850ml)
  7. Media Murashige dan Skoog (MS) 4,43 gr/L

Langkah Kerja membuat media sebanyak 2L: 

  1. Sterilisasi alat atau botol dan tutup karet ke dalam autoclave selama 30 menit. 
  2. Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan. 
  3. Menyiapkan air kelapa sebanyak 300ml. 
  4. Menimbang gula sebanyak 40gr dan kemudian masukan kedalam larutan air kelapa. 
  5. Menimbang MS sebanyak 4,43 gr/L sebanyak 2x sehingga memperoleh 8,46 gr MS. Kemudian dimasukkan ke dalam larutan air kelapa. 
  6. Kemudian menimbang 300 gr pisang dan di blender hingga halus. Kemudisn memasukkannya kedalam larutan air kelapa. 
  7. Selanjutnya memasukkan 2 gr arang dan 2 saset agar-agar plan kedalam larutan air kelapa.
  8. Setelah seluruh bahan tercampur rata kemudian ditambahkan air steril hingga mencapai 2L. 
  9. Langkah berikutnya adalah memasak larutan hingga mendidih. 
  10. Setelah mendidih larutan dimasukkan kedalam botol kultur jaringan menggunakan corong sebanyak 1 soup ladle. Jika seluruh larutan sudah habis kemudian botol di tutup menggunakan penutup karet dan kembali di sterilisasi ke dalam autoclave selama 1 jam. 
  11. Setelah sterilisasi media, kemudian media di rebahkan secara horizontal, diberikan label, dan disimpan dalam lemari penyimpanan.

Kegiatan Aklimatisasi Tanaman Anggrek Bulan Hybrid

Kegiatan Aklimati tanaman anggrek merupakan tahapan terakhir dalam proses kultur jaringan. Tujuan aklimatitasi ini adalah untuk mengadaptasi atau mengkondisikan sub kultur yang sebelumnya tumbuh di dalam botol (in vitro) agar selanjutnya dapat tumbuh dan berkembang di luar botol/ lingkungan alamiah. Adapun beberapa tahapan yang dilakukan yaitu sebagai berikut.  

  1. Mempersiapkan bibit yang siap di aklimatisasi. 
  2. Bibit dikeluarkan dari botol menggunakan pinset panjang. 
  3. Bibit yang sudah dikeluarkan, kemudian di bilas menggunakan air mengalir hingga bersih. 
  4. Setelah dibilas, bibit kemudian di keringkan atau ditiriskan. Bibit diletakkan di atas kertas hingga benar-benar kering. 
  5. Setelah kering, bibit di tata di dalam kompot. 
  6. Bibit dalam kompot di simpan dalam ruangan yang tertutup. 
  7. Setelah itu, bibit dipindahkan ke dalam rumah kasa. 
  8. Langkah berikutnya, bibit di single dengan moss ke dalam plastik kecil. 
  9. Bibit yang disingle, ditata di dalam kompot. 
  10. Seteleh itu, bibit single yang sudah tumbuh di dalam kompot di pindahkan ke dalam pot berukuran kecil. 
  11. Setelah bibit tumbuh besar, bibit dipindahkan ke dalam pot besar. 
  12. Langkah terakhir adalah perawatan tanaman dengan penyiraman dan pemupukan. 
 


Sumber: 

Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2021. Pupuk Dolomit untuk Kesuburan Tanah. https://pustaka.setjen.pertanian.go.id/index-berita/pupuk-dolomit-untuk-kesuburan-tanaman [Diakses pada 2 Oktober 2023].

Ismailmyacob. 2015. Batang Bawah dan Batang Atas, Ilmu Agribisnis Pertanian. https://esemkasajnb.wordpress.com/2015/04/12/batang-bawah-dan-batang-atas/ [Diakses pada 2 Oktober 2023].


Dokumentasi :
















Related Posts:

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Widget

Copyright © 2025 Pengalaman Magang di UPTD BPPSTPHBUN LUWUS | Powered by Blogger
Design by Viva Themes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com